Monday, May 3, 2010
Tanaman Khas Kalsel
3:07 PM | ditulis oleh
kabar satui
1. Kayu Ulin
2. Kayu Galam
Ekosistem hutan galam yang unik di Kalimantan Selatan hingga kini makin menipis dan terus terancam konversi lahan untuk pertanian dan permukiman. Padahal, kayu galam merupakan komoditas penting di Kalsel untuk bahan utama fondasi rumah di lahan rawa-rawa.
Di Kecamatan Gambut dan Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, misalnya, yang dulu identik dengan hutan gambut yang ditumbuhi kayu galam kini sudah hampir tidak ditemukan lagi. Areal terbuka di hutan gambut dan rawa-rawa telah membuat daerah tersebut selalu terbakar jika kemarau dan selalu tergenang banjir jika musim hujan.
Hingga kini eksploitasi kayu galam di hutan-hutan rawa-rawa dan gambut terus berlangsung marak karena galam merupakan satu-satunya kayu yang andal untuk dibuat fondasi di daerah berair.
“Musim hujan dan banjir seperti ini justru dimanfaatkan warga untuk menebang kayu galam dari hutan. Mereka memanfaatkan ketinggian air banjir untuk menarik kayu dari hutan ke sungai,” ujar Suhariyono, warga Kuripan Barito Kuala.
Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Barito Kuala Iwan Hernawan menjelaskan, galam merupakan komoditas penting Kabupaten Barito Kuala dan hingga kini Barito Kuala masih menjadi produsen utama. Namun, dia akui kini kayu galam mulai langka. “Sekarang susah untuk mencari galam ukuran besar dan lurus,” ujarnya.
Persebaran dan Sifat
Galam ( Melaleuca cajuputi ) merupakan tumbuhan yang bisa mencapai tinggi 40 m dan diameter setinggi dada sekitar 35 cm. Tumbuhan ini tumbuh di rawa air tawar dan di daratan tergenang musiman di tepi laut. Penyebarannya ada di Myanmar, Thailand, Indochina, Malaka, Indonesia, Papua New Guinca, Australia
Karena tumbuh di hutan rawa kayu galam toleran terhadap tanah asam dan salinitas. Tumbuhan ini merupakan pohon lapisan bawah di hutan rawa primer tetapi akan tumbuh mencolok setelah pembakaran berulang. Pembakaran/kebakaran lahan sangat menguntungkan bagi galam, karena akan memicu pelepasan biji dan buah, menciptakan lingkungan yang cocok untuk perkecambahan dan mematikan tumbuhan yang menjadi pesaing galam.
Kegunaan
Pohon dapat dimanfaatkan sebagai peneduh jalan kayunya termasuk dalam kelas awet III dan kelas kuat II digunakan untuk kayu bakar, tiang pancang kecil, tiang bangunan, sumber bahan baku industri pengolahan kayu. Kulit kayu dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisap nanah pada luka atau dibuat ekstrak untuk mengobati rasa lesu, susah tidur. Apabila ditambah damar, kulit kayu dapat dimanfaatkan sebagai bahan penambal perahu .
Daun-daun menghasilkan minyak kayu putih yang dapat digunakan sebagai obat gosok untuk mengobati rematik, nyeri pada tulang dan syaraf, radang usus, perut kembung, diare, radang kulit, eksim, sakit kepala, sakit gigi dan sesak nafas .
Bunga merupakan sumber penghasil madu dan buah kering berfungsi sebagai pengganti merica hitam. Buah dan biji yang dikenal sebagai merica bolong dipergunakan oleh orang Jawa dan Bali sebagai bahan jamu untuk mengobati penyakit lambung.
Wilayah propinsi Kalsel akan akan sumber plasma nutfah dan dianggap sebagai tempat asal dari berbagai tumbuhan seperti :
1. Durian ( Duriospesi )
2. Kasturi ( Mangifera Delmiana )
3. Rambutan ( Nephelium Lappocum )
Hutan Daratan rendah dan tinggi didominasi oleh spesies :
1. Meranti (Dipterocorpus Spesi )
2. Hopea ( Hopea spesia )
3. Ulin ( Eusideroxlyon )
4. Kempos ( Komposia Spesi )
5. Damar ( Agathis bornensis )
6. Sindor ( Sindora Spesi )
Didaerah hutan tanah bergambut pepohonan utamanya meliputi :
1. Ramin ( Gonostylus Bancadud )
2. Jeluntung ( Dura Spesi )
3. Ebony ( Displyros Spesi )
Didaerah hutan rawa dibagian barat Kalimantan Selatan banyak ditemui
1. Xylopia Spesi :
2. Tarantang ( Comnaperma Spesi )
4. Nipah ( Nipahfruitcans )
Didaerah hutan air payau banyak terdapat :
1. Bakau ( Rhizospora spesi )
2. Prapat ( Soneratia spesi )
3. Api – Api ( Avicenia spesi )
4. Bruguira spesi
Dua spesi rotan yaitu spesi dan Daemonorps adalah tanaman memanjat terpenting. Tanaman memanjat lainnya adalah ficus spesi. Diatas pohon-pohon besar di dalam hutan terdapat berbagai anggrek. (Sumber: Dishut Kalsel)
Keberadaan jenis kayu khas Kalimantan yang disebut kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) belakangan ini kian langka dan sulit diperoleh di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel).
Padahal keberadaan kayu tersebut banyak dicari masyarakat khususnya untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya Di Kalsel berdasarkan keterangan yang ia peroleh kayu ulin tersebut, berasal dari tebangan lama di wilayah Kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu, serta Kabupaten Kotabaru atau wlayah pesisir Timur Kalsel.
Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan. Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.
Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter sampai 120 cm, bertekstur sangat keras serta dapat tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, atap kayu (sirap), papan lantai, kosen pintu dan jendela, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat.
Ulin ternyata tak sekadar bernilai ekonomis tinggi dari nilai kayunya. Lebih dari itu, kayu khas hutan tropis di Kalimantan bernama latin eusideroxylon zwagery ini juga dapat dijadikan sebagai pohon obat.
Manfaat ganda kayu ulin tersebut diutarakan Staf Ahli Bidang Ekonomi Menhut Ir Indriastuti MS. “Ulin termasuk jenis tanaman obat,” ungkapnya di hadapan kalangan pejabat Dinas Kehutanan Tala dan peserta Sosialisasi Penguatan Kelembagaan Kelompoktani Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), Rabu (16/7)di Kalsel.
Indriastuti menyebutkan, ada tiga jenis bagian dari kayu ulin yang bisa dimanfaatkan untuk obat-obatan yaitu daun muda, esktrak biji, dan buahnya.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, atap kayu (sirap), papan lantai, kosen pintu dan jendela, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat.
Ulin ternyata tak sekadar bernilai ekonomis tinggi dari nilai kayunya. Lebih dari itu, kayu khas hutan tropis di Kalimantan bernama latin eusideroxylon zwagery ini juga dapat dijadikan sebagai pohon obat.
Manfaat ganda kayu ulin tersebut diutarakan Staf Ahli Bidang Ekonomi Menhut Ir Indriastuti MS. “Ulin termasuk jenis tanaman obat,” ungkapnya di hadapan kalangan pejabat Dinas Kehutanan Tala dan peserta Sosialisasi Penguatan Kelembagaan Kelompoktani Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), Rabu (16/7)di Kalsel.
Indriastuti menyebutkan, ada tiga jenis bagian dari kayu ulin yang bisa dimanfaatkan untuk obat-obatan yaitu daun muda, esktrak biji, dan buahnya.
2. Kayu Galam
Ekosistem hutan galam yang unik di Kalimantan Selatan hingga kini makin menipis dan terus terancam konversi lahan untuk pertanian dan permukiman. Padahal, kayu galam merupakan komoditas penting di Kalsel untuk bahan utama fondasi rumah di lahan rawa-rawa.
Di Kecamatan Gambut dan Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, misalnya, yang dulu identik dengan hutan gambut yang ditumbuhi kayu galam kini sudah hampir tidak ditemukan lagi. Areal terbuka di hutan gambut dan rawa-rawa telah membuat daerah tersebut selalu terbakar jika kemarau dan selalu tergenang banjir jika musim hujan.
Hingga kini eksploitasi kayu galam di hutan-hutan rawa-rawa dan gambut terus berlangsung marak karena galam merupakan satu-satunya kayu yang andal untuk dibuat fondasi di daerah berair.
“Musim hujan dan banjir seperti ini justru dimanfaatkan warga untuk menebang kayu galam dari hutan. Mereka memanfaatkan ketinggian air banjir untuk menarik kayu dari hutan ke sungai,” ujar Suhariyono, warga Kuripan Barito Kuala.
Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Barito Kuala Iwan Hernawan menjelaskan, galam merupakan komoditas penting Kabupaten Barito Kuala dan hingga kini Barito Kuala masih menjadi produsen utama. Namun, dia akui kini kayu galam mulai langka. “Sekarang susah untuk mencari galam ukuran besar dan lurus,” ujarnya.
Persebaran dan Sifat
Galam ( Melaleuca cajuputi ) merupakan tumbuhan yang bisa mencapai tinggi 40 m dan diameter setinggi dada sekitar 35 cm. Tumbuhan ini tumbuh di rawa air tawar dan di daratan tergenang musiman di tepi laut. Penyebarannya ada di Myanmar, Thailand, Indochina, Malaka, Indonesia, Papua New Guinca, Australia
Karena tumbuh di hutan rawa kayu galam toleran terhadap tanah asam dan salinitas. Tumbuhan ini merupakan pohon lapisan bawah di hutan rawa primer tetapi akan tumbuh mencolok setelah pembakaran berulang. Pembakaran/kebakaran lahan sangat menguntungkan bagi galam, karena akan memicu pelepasan biji dan buah, menciptakan lingkungan yang cocok untuk perkecambahan dan mematikan tumbuhan yang menjadi pesaing galam.
Kegunaan
Pohon dapat dimanfaatkan sebagai peneduh jalan kayunya termasuk dalam kelas awet III dan kelas kuat II digunakan untuk kayu bakar, tiang pancang kecil, tiang bangunan, sumber bahan baku industri pengolahan kayu. Kulit kayu dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisap nanah pada luka atau dibuat ekstrak untuk mengobati rasa lesu, susah tidur. Apabila ditambah damar, kulit kayu dapat dimanfaatkan sebagai bahan penambal perahu .
Daun-daun menghasilkan minyak kayu putih yang dapat digunakan sebagai obat gosok untuk mengobati rematik, nyeri pada tulang dan syaraf, radang usus, perut kembung, diare, radang kulit, eksim, sakit kepala, sakit gigi dan sesak nafas .
Bunga merupakan sumber penghasil madu dan buah kering berfungsi sebagai pengganti merica hitam. Buah dan biji yang dikenal sebagai merica bolong dipergunakan oleh orang Jawa dan Bali sebagai bahan jamu untuk mengobati penyakit lambung.
Wilayah propinsi Kalsel akan akan sumber plasma nutfah dan dianggap sebagai tempat asal dari berbagai tumbuhan seperti :
1. Durian ( Duriospesi )
2. Kasturi ( Mangifera Delmiana )
3. Rambutan ( Nephelium Lappocum )
Hutan Daratan rendah dan tinggi didominasi oleh spesies :
1. Meranti (Dipterocorpus Spesi )
2. Hopea ( Hopea spesia )
3. Ulin ( Eusideroxlyon )
4. Kempos ( Komposia Spesi )
5. Damar ( Agathis bornensis )
6. Sindor ( Sindora Spesi )
Didaerah hutan tanah bergambut pepohonan utamanya meliputi :
1. Ramin ( Gonostylus Bancadud )
2. Jeluntung ( Dura Spesi )
3. Ebony ( Displyros Spesi )
Didaerah hutan rawa dibagian barat Kalimantan Selatan banyak ditemui
1. Xylopia Spesi :
2. Tarantang ( Comnaperma Spesi )
4. Nipah ( Nipahfruitcans )
Didaerah hutan air payau banyak terdapat :
1. Bakau ( Rhizospora spesi )
2. Prapat ( Soneratia spesi )
3. Api – Api ( Avicenia spesi )
4. Bruguira spesi
Dua spesi rotan yaitu spesi dan Daemonorps adalah tanaman memanjat terpenting. Tanaman memanjat lainnya adalah ficus spesi. Diatas pohon-pohon besar di dalam hutan terdapat berbagai anggrek. (Sumber: Dishut Kalsel)
kategori :
Seputar Kalimantan Selatan
0 komentar:
Blog ini akan lebih "hidup" jika Anda Berkomentar....