Sebelumnya, Google juga mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa pihaknya akan memperbarui Google Shopping, situs belanjanya untuk memudahkan konsumen dalam mencari keperluan mode. Untuk itu, Google telah mengakuisisi Like.com, sebuah situs belanja online yang telah menggunakan teknologi pencari visual dengan sistem penyelarasan otomatis untuk busana. Google mengakuisisi Like.com pada Agustus silam.

Mendahului Google, eBay baru-baru ini memberikan pelayanan visual baru kepada konsumennya melalui program vertical shopping dengan sistem navigasi unik. Dengan begitu, konsumen bisa mencari busana yang diinginkannya melalui kategori-kategori yang mudah diakses.

Misalnya, jika konsumen menginginkan sebuah gaun dari merek tertentu, eBay akan menghadirkan daftar butik yang menjual merek tersebut. Namun, bila konsumen menginginkan koleksi serupa dengan harga yang lebih miring, eBay telah menyediakan fitur “more like this” yang akan mencari koleksi serupa dengan harga lebih terjangkau. Tidak hanya itu, eBay juga memastikan setiap konsumen memiliki halaman personal yang memuat preferensi mereka, seperti ukuran busana, warna favorit, kondisi busana, dan informasi penjual.

Namun, pihak Google, menyatakan bahwa sistem navigasi mereka untuk situs belanja mode online tersebut tidak mengikuti gaya eBay, melainkan lebih mirip dengan mesin pencari Bing dari Microsoft. Situs tersebut nantinya dilengkapi “pemandu visual” yang akan membantu konsumen mendapatkan apa yang mereka inginkan secara lebih mudah.

“Misalnya, saat konsumen mengetikkan kata kunci ‘celana’, pemandu di Google Shopping akan memunculkan daftar kategori celana, merek, harga, serta toko,” ujar juru bicara Google, seperti dilansir Styleite.com. Lebih lanjut, dia juga menambahkan, dalam waktu dekat, pihak Google akan menambahkan kategori dalam situs pencari tersebut sehingga nantinya konsumen mendapat informasi yang lebih jelas, termasuk di dalamnya informasi mengenai gender, kisaran usia, gaya, bahkan material yang digunakan.

Pihak Google juga menyatakan bahwa situs belanja mode online yang akan mereka luncurkan tersebut bukan merupakan kompetitor bagi para peritel. “Google Shopping bukan kompetitor bagi peritel, malah kami hadir untuk melengkapi mereka, karena saat konsumen mencari item fashion, Google Shopping juga akan memuat daftar nama toko serta peritel online yang menjual koleksi tersebut,” pungkasnya.

Credit : okezone.com

“Sampiyan nginum kupi lalu makan wadai napa?” ujar tukang warung.

“Kupi tadi aku mamasan satangah cangkir haja, lalu makan nasi pundut sabungkus,” ujar Palui.

“Wadainya pang nang mana?” ujar pakacil Isul.

“Itu nah……katapi sabigi,” ujar Palui.

“Kadada katapi, kami kadada bajualan kjatapi,” ujar bini Pakacil Isul.

“Itu nah……” ujar Palui sambil manunjuk.

“Oooo…….itu lain katapi, itu wadai untuk, wadai untuk-untuk, sahut pakacil Isul. Kanapa maka ikam padahakan hambawang,” ujarnya batakun.

“Tapaksa ai kusambat katapi karna masamnya wan karas-karasnya sama banar lawan katapi. Padahal samalam, aku makan wadai untuk itu jua di warung ini rasanya manis banar,” ujar Palui.

“Kalu kaya itu bujur haja masam Lui ai, karna wadai untuk nang kujual itu dasar untuk samalam jua,” ujar nang bini.

“Barapa samunyaan haraganya?” ujar Palui.

“Kupi wan nasi pundut, lima ratus haja Lui ai,” ujarnya

“Lalu barapa haraga katapi tadi?” ujar Palui bagaya.

“Untuk-untuk katapi itu gasan ikam parai haja, karna labihannya handak kubari makanakan ka kucing,” ujar tukang warung mambalas sindiran Palui.

Imbah mambayar, Palui baingsut bulik kada saling padahan, handak mangalahakan tukang warung tapi langsung diangsul urang, lik satu satu, ujarnya dalam hati.

"Buku-buku yang sudah diterjemahkan ke bahasa China tersebut, sepuluh dari karya saya telah diubah ke format digital secara ilegal. Sebagai pemegang hak ciptanya, saya telah meminta Apple untuk menghapusnya dan sekarang saya sedang menunggu respon dari mereka," kata Higashino.

Penerbit asal Taiwan yang mengalihbahasakan novel '1Q84' ke bahasa China tersebut telah menyangkal keterlibatan mereka dan mengatakan bahwa e-book yang dijual di AppStore tersebut adalah versi bajakan dari novel 1Q84. App Store menjual buku-buku digital yang bisa dilihat melalui perangkat mobile iPhone dan iPad.

Novel tiga edisi '1Q84', yang dua edisi pertamanya diluncurkan di Jepang pada bulan Mei 2009, telah menjadi best-seller di sana dan telah dialihbahasakan ke bahasa Korea dan China.
Murakami juga sering difavoritkan untuk mendapat hadiah Nobel literatur dan beberapa novelnya telah mendapat pengakuan internasional. Karya-karyanya telah dialihbahasakan ke hampir 40 bahasa.

Credit : okezone.com